BERITA

Mantera Politica: Menakar Masa Depan Proyek IKN pada Masa Pemerintahan Prabowo-Gibran

Foto: Mantera Politica Vol.1

 

Kutai Kartanegara, 26 Desember 2024 – Diskusi virtual bertajuk "Mantera Politica: Menakar Masa Depan Proyek IKN pada Masa Pemerintahan Prabowo-Gibran" sukses digelar pada Senin, 25 Desember 2024 melalui platform Instagram. Acara yang diselenggarakan oleh Gen Z Institut Ibu Kota Nusantara (IKN) ini menghadirkan tiga narasumber terkemuka, yakni Rahmat Dermawan (DPRD Kutai Kartanegara Fraksi PDI-P), Gielbran M Noor (Wakil Ketua Harian DPP PKB), dan Paris (Kepala Departemen Bidang Pendidikan Politik Gen Z Institut IKN).
Diskusi ini membahas masa depan proyek IKN di tengah tantangan politik, ekonomi, dan sosial yang dihadapi oleh pemerintahan Prabowo-Gibran. Para narasumber mengemukakan pandangan kritis mereka terhadap proyek yang digadang-gadang menjadi simbol transformasi Indonesia.
Kritik Terhadap Prioritas Pemerintah
Rahmat Dermawan mengawali diskusi dengan menyoroti tren menurunnya alokasi anggaran untuk pembangunan IKN dari tahun ke tahun. Menurut Rahmat, jika kita melihat data anggaran, terlihat jelas bahwa perhatian pemerintah terhadap pembangunan IKN tidak lagi menjadi prioritas utama. Ini menjadi sinyal bahwa realisasi Ibu Kota Nusantara baru akan terjadi 10 hingga 20 tahun ke depan.
Investor Asing dan Ketergantungan pada Konglomerat Lokal
Sementara itu, Gielbran M Noor menyampaikan pandangan tajam dengan menyebut proyek IKN sebagai "pepesan kosong". Ia menyoroti minimnya minat investor asing dalam mendukung pembangunan IKN. Menurut Gielbran, kita terlalu bergantung pada konglomerat lokal, sementara daya tarik investasi asing sangat lemah. Ini menjadi tanda bahwa ada masalah mendasar dalam perencanaan dan promosi proyek ini. Ia juga mengaitkan kritiknya dengan pandangan Aguan, bos Agung Sedayu Group, yang menyebut proyek ini kurang menjanjikan dari sisi bisnis.
Aspek Keterbukaan, Lingkungan, dan Sosial
Paris, perwakilan dari Gen Z Institut IKN, menyoroti pentingnya transparansi dan keberlanjutan dalam pembangunan IKN. “Pembangunan ini harus melibatkan partisipasi publik dan memerhatikan dampak lingkungan serta sosial. Selain itu, pembengkakan anggaran negara menjadi tantangan besar, terutama ketika pemerintahan Prabowo-Gibran sedang menggulirkan program strategis lain seperti makanan bergizi gratis untuk rakyat,” tegas Paris. Ia menyerukan agar proyek IKN tidak hanya menjadi mercusuar ambisi semata, tetapi benar-benar memberikan manfaat nyata bagi masyarakat.
Diskusi ini mengundang perhatian publik, terutama generasi muda, yang mengikuti acara secara interaktif melalui fitur komentar di Instagram. Peserta diskusi berharap pemerintah dapat memberikan kejelasan arah dan kebijakan terkait pembangunan IKN ke depan.
Gen Z Institut IKN berkomitmen untuk terus memfasilitasi diskusi kritis dan partisipasi publik demi mewujudkan pembangunan yang inklusif dan berkelanjutan di Indonesia.